Selasa, 14 April 2015

Deodoran



Masih seperti malam yang lalu, aku belum tertidur. Lelahku hilang terobati selesainya pengumpulan data yang kulakukan. Yah, hari ini aku telah selesai mengumpulkan data untuk penelitianku sebagi tugas akhir. Atas ijin Tuhan tentunya. Segala puji bagi Mu Ilahi, aku berterimakasih dan bersyukur. Besok, aku akan memulai mengerjakannya, Tuhan ijinkan aku melakukannya, karena aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku.

Malam ini masih tetap sama seperti malam yang kemarin, tapi siang tadi sahabatku dating mengunjungiku dengan membawa kabar bahagia. Dia menunjukkan foto calon suaminya. Tuhan kabulkanlah keinginan dia untuk menikah, karena kalau tidak kepada-Mu aku meminta lalu kepada siapa? Aku bahagia mendengar ceritaya, dia sudah bisa move on dari masa lalu yang ia anggap gelap selama ini. Tam-tam, ya aku memanggilnya dengan panggilan itu. Semua itu ada sebabnya, Tam-tam itu selalu ceria, selalu cerewet kalau bersamaku, tapi kenapa kalau dengan yang lain dia diam ya? Entahlah aku juga kurang tahu.

Sedikit ada rasa yang tiba-tiba datang menyelinap dan menyesakkan dada setelah aku selesai mengumpulkan data, ya aku merindukan semerbak wangi deodoran dari ketek seseorang. Kikh kikh kikh,,,, aku rindu kehadirannya. Tuhan, bantu aku, lindungi dan jagalah dia di sana, sampaikan rinduku ini. Semoga dalam lelap tidurnya membuat ia semakin tenang, semoga dalam keterjagaannya ia akan selalu mencintai-Mu. Tuhan, jika engkau ijinkan, aku ingin Engkau hadirkan dia dalam indah mimpiku, walau hanya sejenak.

Plakkk! Tuhan, maafkan aku membunuh nyamuk ini yang sedari tadi menggangguku. Hemmmm… adakah cahaya yang mampu menerangiku untuk selamanya, aku takut kegelapan. Kegelapan yang hanya bisa diterangi cahaya cinta. Apakah salah jika aku menganggap dia sebagai penyinar hidup yang Engkau utus untukku setelah ibu dan ayahku? Aku merindukannya.

HERSI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar