Kamis, 05 Juni 2014

Penerapan Ilmu Semantik Dalam Kehidupan Sehari-hari


Penerapan Ilmu Semantik Dalam Kehidupan Sehari-hari

Hari ini, aku teringat pada perkataan temanku saat menjadi moderator dalam diskusi mata kuliah Sintaksis pada hari Jumat, 23 Mei 2014 lalu, Afrinaldi namanya. Perkataan pada bagian penutup yang ia sampaikan sangat bermakana “Seseorang yang tersenyum karena menerima buah durian yang rasanya manis lagi segar itu biasa, tetapi seseorang yang menerima buah durian yang rasanya pahit lagi busuk itu luar biasa.”  Aku sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang juga mempelajari mata kuliah Semantik tergugah ingin mengetahui makna kalimat yang diucapkan oleh temanku saat itu dari segi  Semantik. Ya, Semantik merupakan salah satu cabang ilmu linguistik yang mempelajari makna tepatnya makna bahasa.
Saat ini saya sudah menduduki semester enam akhir di bangku perkuliahan Universitas Islam Riau. Kebetulan, mata kuliah Semantik sudah selesai saya ikuti. Lebih banyak makna yang saya ketahui setelah saya mengikuti mata kuliah Semantik yang diampu oleh seorang dosen bernama Roziah, S.Pd., M.A., Beliau tidak hanya fokus menyampaikan pelajaran berupa materi/teori tetapi beliau juga melibatkan saya dan semua mahasiswanya dalam praktek kehidupan sehari-hari untuk memaknai kalimat-kalimat dari segi semantik. Beberapa contohnya telah saya posting pada blog saya dengan alamat http://suratmisitisuratmi.blogspot.com pada blog tersebut teman-teman bisa baca.
Pada hari ini saya akan mencoba mengungkapkan makna dari kalimat “Seseorang yang tersenyum karena menerima buah durian yang rasanya manis lagi segar itu biasa, tetapi seseorang yang menerima buah durian yang rasanya pahit lagi busuk itu luar biasa.”  Jika dilihat dari pihak pemeberi saja, maka sipemberi bisa kita anggap sebagai orang yang tidak pelit. tetapi ketika kita melihat dari pihak penerima tentulah si penerima pertama yang lebih beruntung ketimbang penerima ke dua. Nah, untuk kali inimari kita sama-sama memaknai kalimat tersebut  baik dari pihak pemberi mau pun  pihak penerima.
Secara tidak langsung, dari segi semantik kalimat tersebut mengungkapkan adanya sikap peduli  serta murah hati si pemberi kepada orang lain. Ia berbagi kebahagiaan dengan memberikan sebagian rezekinya kepada orang lain. Kalimat tersebut  juga mengungkapkan adanya sikap bersyukur pada si penerima pertama dengan lambang tersenyum sebagai rasa berterimakasih karena menerima rezeki dari Allah melalui tangan si pemberi. Begitu juga dengan si penerima ke dua, ia bersyukur sama seperti sipenerima pertama. Tetapi tahukah Anda wahai pembaca?, siapakah menurut Anda orang yang paling bijaksana dan paling mulia di antara si pemberi dan ke dua penerima tersebut?
Jelas, bahwa si pemberi memiliki sifat bijaksana dengan melakukan perbuatan yang mulia terhadap si penerima pertama dan penerima ke dua, begitu juga dengan penerima pertama yang menunjukan sikap mulia tersenyum sebagai rasa terimakasih dan bersyukur. Tahukah engkau wahai pembaca?, ternyata di antara ketiga orang tersebut yang paling mulia adalah si penerima ke dua. Si penerima ke dua menunjukan sikap mulia, berterimakasih dengan tersenyum atas pemberian yang ia terima dari si pemberi. Dalam rasa berterimakasihnya itu ada sesuatu yang di sebut kurang beruntung karena buah durian yang ia terima memiliki rasa pahit dan busuk maka mengungkapkan kesabaran yag dimiliki oleh si penerima ke dua, kesabaran itulah yang menyebabkan kemuliaan ada pada diri si penerima ke dua di banding dengan si penerima pertama dan si pemberi.
Ketika si pemberi tidak sengaja memberikan buah yang pahit dan busuk kepada penerima kedua saja si penerima ke dua dapat dikatakan orang yang sabar dan mulia, apa lagi ketika si pemberi sengaja memberikan buah durian yang pahit dan busuk ke pada si penerima kedua. Tentulah semakin mulia si penerima ke dua daripada si pemberi apalagi si penerimapertama karena kesabaranya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar