Minggu, 17 Februari 2013

Puisi


Rindu
Bisa kah kau rasakan kerinduan ku?
Semua tak tertahan
Ku biarkan rindu itu mengalir pergi bersama air mata ku
Aku rindu kamu
Walau gelapnya malam menutupimu
Menghalangi mataku tuk melihat mu

Aku akan tetap merinduimu
Wangi tubuh mu
Lembut sentuh mu
Hangat  pelukmu
Tulus sayang mu
Dan ihklas cinta mu

Untuk  yang terakhir
Dengarlah suara ku
Tidurlah nyenyak purnama ku
Jangan risaukan aku
Karena hujan mulai menghapus rinduku dan juga bayangmu
Dan sambutlah aku di alam mimpimu
Walau hanya sejenak


Kesatria
Senyumlah kesatria
Meski darah bercucur dari tubuh mu
Meski musuh terus mencabik mu
Semua tak kan sia-sia

Bersoraklah kesatria
Meski harus menangis darah serta gugur di medan perang
Kami tak kan tinggal diam

Kau kesatria, pahlawan Indonesia ku
Akan ku teruskan perjuangan mu
mengharumkan bumi pertiwi
Meski tak bersenjata bambu runcing, parang serta granat
Aku tetap akan teruskan perjuangan mu
membasmi kebodohan, menciptakan keindahan
Memperluas pendidikan, memperdalam ilmu, memperbaiki sikap dan keterampilan

Merdeka adalah tujuan utama
Tak peduli rintanganya
Merdeka, merdeka, semua merdeka.
Lahir  batin merdeka


Kecewa
Amuk rasaku menimpa kalbu
Mengalir menerobos pembuluh nadi
Memaksaku melihat hitam putih dunia
Menipu hingga membawaku pada pelupuk mata

Dia, dia ada di setiap pucuk udara
Terhirup segar mengusik kegundahan
Menancap tepat di uluh hati
Rasa kecewa itulah yang harus ku nikmati
Dan aku rela terlelap dalam dekapnya
Dekapan erat yang menyesakan dan menyiksa
Membuat nafasku makin memburu
kejar-kejaran dan berlomba seperti gemuruh ombak di Pelabuhan Ratu
sampai akhirnya menghentikan denyut nadi kehidupan

Tak perduli ku ucap beribu kali kata itu
Celotehnya mendesis dalam melodi risau menghempasku, menggulungku dan  melemaskan
Dalam gemulai ombak galau, rasa itu mengantarku pada penghujung asa
Terdiam dan berakhir senyuman